Meet Patrick Star


--Sabtu, 1 Agustus 2015--

Yeay! Akhirnya bisa ngetrip bareng temen-temen satu eskul waktu SMA dulu. 
Karena kalau mau pergi sama mereka ya, harus janjian... dari jauh-jauh hari. Biasa, pada sok sibuk gitu :D

Tujuan trip kami kali ini adalah Pulau Harapan. Pulau yang terletak di Kepulauan Seribu ini adalah salah satu tujuan favorit para penikmat wisata laut. Selain karena keindahan bawah lautnya. Kalau baca-baca dari review-nya sih, memang menarik dan view yang indah dari pulau-pulau di sekitar Pulau Harapan. Apalagi beberapa orang dari rombongan kami juga belum pernah snorkeling. Jadi rasa penasarannya makin tambah deh.

Perjalanan ke Pulau Harapan kali ini, kami menggunakan jasa travel agent Kunci Wisata. Kebetulan, agent ini milik kakak kelas kami waktu SMA. Jadi kalau soal harga dan fasilitas, oke banget lah.

Pemberangkatan menuju Pulau Harapan dimulai pukul 7 pagi via Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke. Kami naik kapal motor yang memang biasa jadi sarana transportasi antar pulau di Kepulauan Seribu. Apesnya sih, rombongan kami kesiangan waktu sampai di Kali Adem. Jadi, mau nggak mau kebagian tempat duduknya pun sisa-sisa deh. Dekat mesin kapal yang, errr... berisik!

Setibanya di Pulau Harapan, kami langsung diantar menuju homestay. Rombongan kami tinggal di satu rumah yang letaknya tidak terlalu jauh dari dermaga. Kami tiba sekitar pukul 11 siang. Setibanya di homestay, makan siang sudah tersedia. So, bisa langsung isi perut untuk me-recharge stamina menghadapi aktifitas selanjutnya di pulau.

Sebelum kami ke homestay, kami juga sudah dibriefing lebih dulu oleh teman-teman dari Kunci Wisata dan tour guide lokal. Kami diberi tahu untuk berkumpul di area dermaga pukul satu siang untuk memulai aktifitas snorekeling dan jelajah pulau. Ada tiga spot yang menjadi tujuan snorkeling kami. Semuanya bagus-bagus. Salah satunya yang kami sukai adalah Pulau Macan.

Tips sebelum snorkeling: Isi perut dulu, karena snorkeling akan menguras tenaga. Dan jangan lupa pakai sunblock karena mataharinya terik sekali

Yeay snorkeling! nggak apa-apa deh walaupun terik :'D

 Photo by @margipermono

Dan... tadaaaaaaaaa bertemu dengan Patrick Star di salah satu tempat snorkeling. Ada tiga warna pula. Lucuk! Ini aslinya, aku nggak berani pegang, jadi di wakili temanku, Lia.

 Photo by @margipermono

Foto snorkeling bareng si Mamas yang diambil dengan susah payah

Tepat pukul 4 sore, aktivitas snorkeling kami selesai. Selanjutnya tour guide membawa kami menuju Pulau Genteng Kecil. Pulaunya tidak berpenghuni (walaupun ada 1 rumah di tengah-tengah pulaunya). Seisi pulau hanya dipenuhi pohon-pohon kelapa, tanaman-tanaman lain dan pasir putih yang cantik banget.
Spot favorit di pulau adalah dermaganya yang instagram-able! Aku dan si Mamas, suka banget foto-foto di dergama ini. Tips: jangan lewatkan sessi foto-foto di pulau ini ya. Pokoknya kece banget view-nya.

Dermaga yang instagram-able

 
Foto paling seru yang di bawah ini lebih menarik. Karena rombongan dalam formasi lengkap :D

Photo by @robinbiewijaya

Setelah dari Pulau Genteng Kecil, kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Kayu Angin Bira. Disini kami menikmati sunset sambil nyeruput mie instan dan gorengan yang masih hangat. Duh nggak mau pulang! Kebetulan cahaya mataharinya juga bagus banget. Yang doyan foto, pasti bakal sibuk sendiri jepret sana sini.

Menunggu sunset di Pulau Kayu Angin Bira

Photo by @margipermono 

Begitu matahari tenggelam dan malam akan segera datang, kami kembali ke penginapan. Dilanjutkan bersih-bersih, makan malam dan istirahat sejenak sambil menunggu waktu untuk BBQ. Aku dan teman-temanku menikmati BBQ yang sudah disiapkan di warung-warung tenda dekat dermaga. Setelah BBQ, kami berpindah ke pinggir laut untuk sekadar menghabisi malam di sini. Angin pantai yang bertiup sejuk, suara deburan ombak, dan langit malam yang gelap. Nyanyian anak-anak pun menjadi pengiring kami kembali ke penginapan untuk beristirahat.

****

--Minggu, 2 Agustus 2015--

Hujan...
Pagi hari diisi dengan hujan. Yah, nggak bisa lihat sunrise deh.

Agak kecewa sebenarnya karena gagal menanti sunrise di Pulau Harapan. Jadi, pagi di homestay diisi dengan menikmati sarapan, berkemas juga bersih-bersih.

Begitu hujan reda, aku dan dua temanku serta si Mamas langsung menelusuri Pulau Harapan. Dan dilanjutkan menuju dermaga untuk mengunjungi Pulau Bira Besar menggunakan perahu. Pulau Bira bisa dibilang pulau terbesar dari sejumlah pulau yang kami datangi saat jelajah pulau. Bentang pantainya juga panjang. Ada sebuah cottage milik swasta yang sudah tidak beroperasi lagi. Sisa-sisa bangunan dan pengelolaannya masih ada, sehingga jalanan berpaving yang mengelilingi pulau masih bisa untuk dijelajahi.

Begitu sampai di Pulau Bira Besar, aku dan sebagian rombongan berpisah dan memilih menyusuri sisi pulau yang berbeda. Teman-temanku pergi ke bagian barat yang cukup ramai. Sedangkan aku ke timur yang pantainya banyak diisi pepohonan dan tanaman air.

Ini view dimana dua teman aku lagi cari ikan pari kecil

Pulau Bira Besar ini cozzy dan indah banget. Nggak nyesel deh udah ke sini. Suasananya tenang, dan bisa menikmati menikmati laut dan suara ombak dengan lebih santai. Duh, tambah nggak mau pulang :')

Salah satu spot di Pulau Bira Besar

Sekitar jam 11 siang kami sudah harus menuju ke dermaga untuk kembali ke Kali Adem, Muara Angke. Berbeda dengan Pulau Pramuka dan Pulau Pari yang pernah aku datangi. Pulau Harapan ini lebih ramai dan ketika dermaga ramai oleh wisatawan, banyak juga penjaja makanan yang menyediakan camilan untuk dinikmati selama perjalanan.

Oh ya, perjalanan dari Pulau Harapan ke Kali Adem memakan waktu kurang lebih 4 jam. Ombaknya cukup besar, so yang suka mabuk laut, persiapkan obat anti mabuk dulu sebelum perjalanan.

Untuk transportasi menuju dan dari Kali Adem sendiri juga sebetulnya nggak sulit. Cuma, ketika air pasang, kebanyakan angkot tidak mau beroperasi menuju dermaga. Sebagai transportasi alternatif, ada odong-odong yang ongkosnya Rp. 5.000/ orang untuk keluar-masuk kawasan Muara Angke menuju jalan raya di dekat BayWalk Mall. Dari sana, kita bisa lanjut naik taksi atau angkutan umum lainnya.

Trip dua hari cukup membuatku refresh dari penatnya Jakarta. Semoga cerita ini bermanfaat untuk kalian yang penasaran atau mungkin ingin mengunjungi Pulau Harapan. Sampai jumpa~ :D

 *Oh ya buat teman-teman yang ingin memberika uang tip ke tour guide lokalnya, boleh juga kok. Walaupun biasanya itu sudah ditanggung oleh travel agent. Tapi menyisihkan sedikit karena sikap friendly dan kesigapan para tour guide lokal untuk nemenin dan nganterin kita kemana aja selama ada di sana, nggak ada salahnya kan.


---ISMA---



Komentar