Pertama kali ke Yogyakarta

Hai, kali ini aku mau ceritain perjalanan pertamaku ke Yogyakarta. Trip kali ini kayaknya yang benar-benar direncanain dengan matang deh. Soalnya aku pesan tiketnya aja dari bulan Februari. Rela begadangin tiket kereta di tanggal 5 Februari tepat pukul 00.00 dan begadang lagi di tanggal 8 Februari di jam yang sama untuk beli tiket pulang (keberangkatan tanggal 5 Mei dan pulang 8 Mei 2016).

Bener-bener niat kan? padahal masih bulan Februari, lho. hahaha...
Awalnya cuma iseng-iseng ngomong sama Mama buat ke Jogja. Setelah menjabarkan budget untuk transport, penginapan dan lainnya, si Mama langsung oke begitu aku jelasin. Oya, aku juga ajak teman kuliah, namanya Harti Yuniarti , dia juga belum pernah ke luar kota sama sekali. Jadi intinya kami (Aku, Mama, Dede dan Harti) hanya modal nekad. Sebenarnya Mamaku sudah dua kali kesana, tapi selalu bersama rombongan, belum pernah pergi sendiri.

Singkatnya,

05 Mei 2016

*Keberangkatan dari PSE - YK, 06.15 - 14.40 Fajar Utama Yogya PP

Pagi itu, aku sudah bangun sekitar jam tiga pagi untuk mengecek ulang barang bawaan yang belum sempat dirapihkan. Karena rencananya berangkat dari rumah jam empat pagi, jadi perkiraanku sampai di Stasiun Pasar Senen sekitar pukul lima. Seenggaknya ya harus tiba satu jam sebelum keberangkatan.

Sempat ada masalah sih, yaitu supir Grabcar yang nggak datang. Padahal aku sudah hubungi empat hari sebelum berangkat (direspon dan katanya oke) dan malam keberangkatan (tidak ada respon sama sekali sampai jam 4 pagi). Cuma kecewa aja sih sama supirnya, karena ga ada tanggung jawabnya untuk tepatin janji. Apa mungkin aku nggak kasih DP dulu kali ya, jadi dianggap nggak serius. hmm...

Alhamdulillah, ketika mencoba langsung aplikasi Grab, dengan cepat aplikasi tersebut mendapatkan drivernya. Sesuai rencana, jam 4 pagi sudah berangkat dari rumah. Karena jalan raya belum terlalu ramai, waktu tempuh hanya 30 menit. Sungguh luar biyasa!

*biaya Grabcar dari Peta Utara - Stasiun Pasar Senen Rp. 86.000


Begitu pintu 2 dibuka, aku langsung antre dan menunjukukkan kartu Identitas beserta tiket. 
Setelah petugas memeriksa nama dan nomor identitas, aku dan lainnya diperbolehkan masuk dan menunggu di jalur satu. Keberangkatan sangat tepat waktu, tepat pukul 06.15 pagi kami berangkat dari Stasiun Pasar Senen.

*Harga Tiket Kereta PSE-YK Bisnis 6 RP. 260.000 diskon channel Rp. 7.500, Total Rp. 252.500
Sepanjang perjalanan yang aku dan Harti lakukan adalah; Foto-foto -  Makan - Tidur - Makan - Tidur dan seterusnya hahaha =D




dan temanku, Harti, nggak lupa untuk mengabadikan gambar pemandangannya menggunakan kamera handphone. Salah satunya ini...


Sebagai anak kota yang udah lama banget nggak lihat sawah, pemandangan ini sangat menghibur selama perjalanan. Mulai dari cuaca yang terik, hujan dan kemudian terik lagi.

Sekitar pukul 14.30 (kalau tidak salah) tibalah kami di Stasiun Wates. Aku langsung membangunkan Mama dan Dede untuk siap-siap kalau sebentar lagi akan tiba di Stasiun Yogyakarta. Dan tepat waktu, pukul 14.40 kami sudah tiba di stasiun Yogyakarta.

Setibanya di Stasiun Yogyakarta aku bingung mencari alat transportasi untuk menuju hotel. Naik Becak, kah? atau Dokar? atau Taksi? sedangkan aku nggak tahu sama sekali jalan di kota ini. Tapi untungnya, sebelum berangkat aku sudah coba mencari letak hotel menggunakan Instant Street View . Akhirnya setelah proses tawar menawar yang cukup singkat, aku memutuskan naik becak untuk menuju hotel.

*aku sempat tawar Rp. 60.000 untuk dua becak ke jalan Sidokabul, tapi tukang becak kekeuh minta Rp. 80.000 untuk dua becak. Okelah, untungnya budget untuk transport ke hotel sudah dipisahkan dan aku pikir sekali-kali lah naik becak.

Jalan Malioboro

Sempat ada kekeliruan antara aku dan tukang becak mengenai alamat hotel. Tapi pada akhirnya setelah keluar dari jalan Taman Siswa, GPS si Harti baru bisa digunakan dan aku dengan mudahnya menunjukkan jalan menuju hotel.

Oya, saya menginap di Bukit Uhud Hotel untuk waktu menginap tiga malam di sana. Awalnya Mama saya mengeluhkan hotel tersebut karena jauh dari pusat kota, tapi ada sisi baiknya juga, kami jadi bisa merasakan udara segara Yogyakarta, tempatnya tenang dan nyaman, ditambah bisa bercengkrama dengan warga sekitar. Dan saya tahu info hotel ini dari Yogyes.com


kamar hotel tampak dari luar (abaikan Harti yang duduknya kayak gitu :D)

kamar tipe Deluxe untuk empat orang

tampak halaman dan parkir hotel

*Bukit Uhud Hotel
Jl. Sidokabul No.15, Sorosutan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
Tipe Deluxe (harga musim liburan/hari raya/long week end) Rp. 450.000/night (harga normal Rp. 350.000/night) untuk 4 orang. 
Termasuk Sarapan (nasi kotak), Kopi, Teh dan Air panas. Air mineral. Kamar mandi di dalam (shower) hot and cold water. Lemari. Televisi dan Al-Qur'an.
 
Setelah membersihkan diri dan beristirahat sebentar. Sekitar jam 7 malam, kami berjalan kaki menuju XT Square untuk mengunjungi Musium De Arca dan De Mata. Letak XT Square kurang dari 1 km dari penginapan, maka dari itu kami memilih untuk berjalan kaki.


*Harga tiket masuk De Arca + De Mata Rp. 100.000/nett. Tapi kalau hanya ingin masuk De Arca nya saja harga tiket masuknya 60.000/nett.

Begitu masuk kita bisa langsung melihat patung orang-orang penting di Indonesia bahkan dunia. Salah satunya kami selfie dengan Bapak Presiden pertama di Indonesia.



Setelah puas berkeliling dan berfoto dengan patung-patung di De Arca, kami langsung keluar menuju De Mata. Agak membingungkan sih dengan lokasinya. Karena aku pikir gedung De Aca dan De Mata ini saling terhubung, tapi ternyata nggak. Kami harus keluar dulu dari De Arca dan melewati pasar. Baru setelah itu ada gedung menunjukkan lokasi De Mata.

Setelah tiket dicek, kami langsung mencoba berfoto di beberapa lukisan 3D ini. Ada contoh gayanya juga di setiap lukisan. Sayangnya, di akhir pekan yang panjang ini, pengunjung sudah banyak berdatangan dan kami harus mencari lukisan yang tidak sedang digunakan orang lain untuk berfoto. 


Salah satunya Mama mencoba berfoto di lukisan ini. Dan ini the best! hahaha...

Setelah puas berfoto-foto ria, kami langsung mencari angkringan pinggir jalan yang letaknya di seberang XT Square.

*makan malam untuk empat orang; empat tusuk keong, dua tusuk usus, dua tusuk telur puyuh, satu tusuk ati ayam, tiga nasi sambel teri, dua tahu bacem, dua wedang jahe tanpa susu, satu es teh manis dan satu teh tawar hangat menghabiskan Rp. 24.000

---ISMA---

Komentar