Tentang mimpi dan doa.

Hallo 2019!


Sejak menikah, saya dan suami punya banyak mimpi untuk mengunjungi tempat-tempat baru. Bermula dari honeymoon di Singapura, lalu babymoon di negara yang sama dan sampai saat ini rasanya pergi ke tempat baru bagai candu. Salah satu mimpi saya adalah mengunjungi negeri sakura. Menikmati jajanan khasnya dan melihat langsung bunga sakura yang ditunggu-tunggu banyak turis tiap tahunnya.

Saat itu, Maret 2018 saya sedang mengandung di usia kehamilan 30 minggu dan mengisi waktu luang untuk menghitung kisaran kotor biaya untuk kunjungan ke Jepang atau negara lainnya. Ketika saya menjabarkan kepada suami, suami hanya tertawa dan bilang siapa tau beneran bisa kesana. Saya hanya mengaminkan candaan itu.

Kita nggak pernah tau, saat Kai usianya baru 2 minggu, suami mengabarkan kalau akan ada rencana kesana. Mimpi kami diwujudkan melalui Leader suami yang akan mengajaknya di tahun 2019. Tanpa pikir dua kali, saya langsung menyatakan ikut dan langsung mencari tanggal untuk pembuatan e-Paspor dan mengurus Visa Waiver mumpung saya masih cuti melahirkan.

Selama berbulan-bulan saya cari tahu informasi mengenai lokasi wisata yang gratis, lokasi belanja, hotel, Wifi dan hal lainnya yang harus disiapkan. Walaupun perjalanan ini dikoordinatorkan oleh Leader suami, saya harus tetap mencari berbagai informasi yang akan saya bagikan ke suami sebagai bentuk partisipasi karena sudah diberikan kesempatan ke negeri sakura.

Kenapa saya ingin berkunjung kesini?

Karena saya sangat suka budaya dan wisatanya.
Karena saya suka dengan kulinernya.
Karena saya suka kehidupan mereka.
Dan saya suka dengan kota mereka yang amat sangat bersih dan rapih.

Semua mimpi, doa dan pembicaraan di atas kendaraan itu kini terwujud.
Semesta ternyata sereceh itu untuk mengabulkan keinginan kami. 
Kita nggak pernah tau apa yang bakal terjadi selama satu atau dua tahun kedepan.
Mungkin kaki ini akan menginjakkan kembali ke negeri sakura atau mungkin melangkah lebih jauh lagi.


Komentar