Persiapan Liburan ke Jepang

Dibawah ini adalah referensi dari aku yang baru pertama kali ke Jepang. Saat itu kunjunganku masuk musim semi pada 27 Maret - 01 April 2019 

Persiapanku diantara lain;

1. Paspor atau E-Paspor
Sebelumnya aku udah pernah cerita soal perpindahan Paspor biasa ke E-Paspor di Setapak Kenangan . Selain harganya yang cukup berbeda, penggunaannya pun berbeda. Misal, begitu di Imigrasi bandara ada Auto Gate. Nah biasanya pemegang E-Paspor melalui Auto Gate, tanpa dicap di Imigrasi. Sama halnya kayak di Terminal 3 Singapura yang sudah menerapkan Auto Gate. Tapi kalau Auto Gate nya nggak bisa ya harus manual seperti Paspor biasa.

2. Visa
Bagi pemegang Paspor biasa bisa mengajukan Visa yang berbayar dengan menyerahkan beberapa dokumen. Tapi, ada juga Visa Waiver bagi pemegang E-Paspor yang mengajukan visanya gratis. Seperti yang udah aku tulis di Setapak Kenangan aku sendiri menggunakan E-Paspor untuk mendapatkan Visa Waiver tanpa mengajukan banyak berkas.

3. Pesan Tiket Pulang Pergi
Yang ini sih wajib ya, masa mau pergi belum ada tiket :D
Aku pesan tiket di awal Agustus 2018 dan saat itu kebetulan A*r*sia lagi ada promo untuk rute barunya, yaitu CGK - NRT direct seharga 2,6 juta rupiah. INI DIRECT LHO!!! *nggak nyantee*

Sayangnya di awal Agustus itu aku dapat harga 3,9 juta dan ditambah bagasi pulang 20Kg. Lumayan jauh dari harga di atas, tapi menurutku ini masih termasuk murah. Secara ini penerbangan langsung dibawah lima juta.

Tapi sayangnya lagi, di pertengahan bulan Agustus aku dapet email dari maskapai bahwa penerbangan dibatalkan. Sedih nggak sih disaat lagi seneng-senengnya mau ke Jepang tapi dibatalin sepihak :(

Usut punya usut, kayaknya sih maskapai ini merasa rugi karena rute baru peminatnya langsung banyak dan kayak nggak dapet untungnya gitu. Ini kemungkinan sih ya, jadinya aku dikasih tiga pilihan; Refund, Re-Route dan tetap terbang direct sampai dengan 30 September 2018. Nggak mungkin juga ya dadakan harus berangkat ke Jepang, dimana persiapan materinya belum kekumpul. Jadilah aku pilih Re-route dan ganti tanggal keberangkatan. Penerbangannya jadi transit di Don Mueang Airport - Bangkok tanpa dipungut biaya.

4. Uang Saku
Nah hitungan perkiraan uang sakunya gini, karena biaya makan dan biaya transportasi disana lumayan mahal, hitung kebutuhan selama satu hari itu 1 juta rupiah dan dikalikan jumlah hari selama disana. Aku nggak ngomongin biaya oleh-oleh deh, karena oleh-oleh itu kan relatif ya dan berbeda-beda seleranya. Dan selalu mantau kurs beli Yen, saat itu paling tinggi 133 Yen dan paling rendah 127,7 Yen. Beruntungnya aku dapet kurs 127,7 Yen dan nukerin 5.108.000 rupiah, jadi aku dapet 40.000 Yen

5. Hotel
Aku kebobolan di sini karena dapet hotelnya ini sekitar akhir Januari 2019. Dimana-mana hotel yang biaya terjangkau udah penuh. Mengingat ini musim semi jadi kalau bisa pesan cepat ya pesan. Cari hotel yang dekat dengan stasiun dan Lawson / 7-eleven supaya memudahkan kamu kalo mau cari cemilan dan memudahkan juga supaya jalan kakinya nggak kejauhan.

6. Pakaian
Sebagai orang Jakarta yang sudah terbiasa dengan suhu paling rendah 26 derajat celcius pasti akan merasa kedinginan begitu tiba di Tokyo, karena suhu paling tinggi disana 16 derajat celcius. Sebenarnya bawa jaket biasa, sarung tangan, pakaian dalam Heattech dari Uniqlo dan syal juga udah cukup. Tapi kalau cuma seadanya ya gapapa... yang penting jaga suhu tubuh tetap hangat. Di sana juga ada yang jual Heatpack untuk diremas-remas di kantung jaket supaya tangan tetap hangat. 

Untuk yang baru pertama pasti kaget dengan cuaca di sana, terutama anginnya yang bikin dinginnya makin berasa. Aku sendiri kesana cuma bawa jaket parka, jeans, legging thermal, baju manset, beberapa atasan dan kaos dalam. Kalau kamu bawa uang lebih, bisa juga beli jaket atau baju di Uniqlo sana. Harganya bisa beda 50-150ribu rupiah dibanding di Jakarta.

7. Obat-obatan
Ini yang penting ya, kita nggak tau obat-obatan disana karena dalam huruf kanji. Jadi mending bawa dari rumah apalagi yang punya obat-obatan khusus. Koyo dan obat mabuk perjalanan juga boleh. Apalagi yang flightnya malam dan susah tidur mending minum obat supaya tidur pulas.

8. Makanan / Cemilan
Setiap aku dan suami pergi keluar, pasti nggak lupa bawa mie instan cup alias.......(tau lah ya merek apa). Beberapa makanan ringan lainnya kayak biskuit dan wafer gitu. Kalau suami nggak lupa bawa abon dan aku juga nggak lupa bawa saus cabai sachet. Tapi sejauh ini ya, makanan di sana cocok cocok aja sama lidahku. 

9. Lip Balm dan Pelembab Wajah
Karena udara disana dingin dan berangin, buat yang nggak biasa pasti bibirnya kering dan pecah-pecah. Aku saranin selalu bawa lip balm untuk dipakai setiap bibir terasa kering. Begitu juga pelembab wajah. Aku sempat beruntusan selama disana karena kulit wajahku kering.

10. Botol minum
Sebenarnya harga air mineral disana masih terhitung murah sih. Tapi nggak ada salahnya bawa botol minum sendiri supaya bisa isi ulang di hotel atau resto. Cuaca dingin disana emang bikin nggak mau minum tapi kalian harus minum ya supaya nggak kekurangan cairan.

11. Aplikasi di HP
Selain Google Maps, ada dua aplikasi yang penting banget untuk seorang muslim pakai selama di Jepang. Yaitu Google Translate dan Halal Gourmet Japan. Kedua itu berfungsi kalau handphone kamu ada koneksi internetnya.

Kegunaan Google Translate yaitu untuk menerjemahkan tulisan kanji, biasanya aku pakai ini kalau mau pesan makan atau lihat kandungan makanan. Halal Gourmet Japan gunanya untuk lihat referensi makanan halal dimana kamu berada. Nah biasanya kalau pilihan makanannya nggak ada di aplikasi ini, aku cari referensi resto yang ada beef nya dan tetap pakai aplikasi Google Translate.

12. Colokan listrik
Karena colokan di Jepang berbeda dengan Indonesia, aku beli travel adaptor universal untuk charge elektronik selama di sana. Jenis colokan listriknya yaitu berbentuk tipis dan pipih. 

****

Selain hal-hal di atas, kamu juga harus cari tau suhu udara saat kamu berkunjung supaya nggak salah kostum dan salah persiapan. Selebihnya kayak persiapan mengenai informasi aja, mengenai transportasi dan lokasi-lokasi wisata yang mau dikunjungin.

Sekedar informasi untuk kalian, kalau mau belanja jangan lupa bawa Paspor, karena nggak akan dikenakan pajak kalau belanjaan kamu mencapai 5000 Yen.

Karena aku transit di Bangkok, aku siapkan beberapa ratus uang Baht untuk makan selama transit. Dan FYI, petugas AirAsia di DMK agak ketat, bawaan kamu yang masuk kabin jangan sampai melebihi 7Kg dan tidak lebih dari 2 tas ya. Dan jangan kaget kalau petugas nanyain visa kamu, karena beberapa dari mereka belum tau jenis visa yang dikeluarkan untuk visa waiver. Karena visa waiver itu berupa sticker yang ditempel di dalam paspor.

Selalu siapkan Itinerary, bukti pemesanan hotel dan tiket pesawat dalam bukti cetak. Jaga-jaga kalau kamu dicurigain petugas bandara dan ditanyakan ini-itu. Lebih baik disiapkan daripada kamu nggak bisa nunjukkin apa-apa dan ditahan di bandara.



HAPPY HOLIDAY!

Komentar